Terdengar lagu kebangsaan disenin pagi..
Lagu yang sekarang mudah untuk kita dengarkan dibandingkan dulu masa
penjajahan yang dengan segala perjuangan untuk mengumandangkan lagu ini..
Lagu itu semakin jelas terdengar, dinyanyikan oleh anak-anak kecil yang
jaug dari hingar bingar kota dan jarang terjamah oleh “kesejahteraan”..
Berseragam merah putih lusuh, beralas kaki seadanya..
Bendera merah putih yang mulai memudar sampailah diujung tiang bendera yang terbuat
dari bambu.. walau harus berbaris berbagi dengan hewan ternak warga tetapi terasa
khidmat.. kesederhanaan yang lebih
bersahaja..
Mulailah jam pelajaran, dengan semangat anak-anak memasuki ruang kelas yang
mulai lapuk termakan usia dan termakan janji-janji perbaikan sarana dan
fasilitas sekolah diseluruh pelosok negeri..
Semangat belajar yang begitu tinggi,
tapi sayang tidak diimbangi dengan semangat untuk pembangunan dan kemajuan.
Pendidikan yang layak, sarana yang layak hanya diperuntukkan bagi mereka yang berkantung tebal..
Miris melihat bangsa ini berkembang.. dimana anak-anak yang cerdas berakhir
menjadi “buruh rupiah”.. sekolah mereka harus terputus oleh ketidak mampuan
menjangkau mahalnya biaya sekolah, tangan- tangan kecil yang dipaksa untuk
mengumpulkan rupiah demi menyambung hidup..
Hidup yang makin lama makin sulit karena ketidak adilan..
Kadang saya berpikir apa sekarang uang menjadi pemenang dari pada otak dan
kemampuan..
Untuk sekolah dan berkuliah di institusi pendidikan yang bagus, kini otak
harus bersaing keras dengan uang.. untuk menjadi profesi tertentu tidak perlu
otak yang pintar, kemampuan dan semangat belajar.. melainkan yang dibutuhkan
adalah uang..
Ya.. beasiswa setidaknya intitusi pendidikan masih ada yang menggunakan
beasiswa..
Tapi masih belum maksimal yang diharapkan..
Andaikan saja hukum dinegeri ini tajam kepada siapapun tidak seperti
sekarang yang tumpul kepada para koruptor-koruptor yang memiliki jabatan dan
lagi-lagi “uang” .. mungkin kemiskinan, pendidikan, kesehatan akan menjadi
lebih baik..
Karena kita tidak bisa memilih dimana dan bagaimana kita dilahirkan.. kalau
boleh memilih tidak satupun orang akan memilih untuk dilahirkan menjadi miskin
atau dilahirkan di keluarga yang miskin.. tetapi takdir setiap orang bisa
berubah menjadi lebih baik, jika kita semua mau berusaha (yang jujur tentunya),
berdo’a dan pantang menyerah..
Kalau negara sudah tidak bisa diharapkan lagi, kita jangan menyerah.. terus maju
dan berusahalah sekeras mungkin untuk mengubahnya.. kita mulai dari diri
sendiri.. negara ini sudah terlalu carut marut akan hukum yang tidak adil,
korupsi, mafia, politik kotor,,
Mari hidupkan hidup kita.. negara kadang tidak peduli tapi kita harus
peduli..
Semoga negara ini menjadi lebih dewasa ..
Amieen..
coretan yang bagus syukran bacaanya di nanti tulisan yang membangun semangat perjuangan bangsa
ReplyDelete