|
gb. Mycobacterium tuberculosis |
iseng-iseng buka data pas kuliah nemu "paper" jaman kuliah.. ^_^.. republish.. semoga bermanfaat untuk nambah pengetahuan tentang apa itu TBC tuberculosis, bagaimana penyebarannya, pengobatannya, dll..
selamat membaca ^_^V
1. Pengertian TBC
TBC adalah penyakit
akibat infeksi kuman Mycobacterium tuberculosis
sistemik
Sehingga dapat mengenai hampir semua organ tubuh, dengan lokasi
terbanyak diparu yang merupakan lokasi infeksi primer.
Penyakit TBC dibagi menjadi 2 yaitu :
- Penyakit TBC primer
Yaitu : Penyakit TBC yang timbul dalam 5 tahun pertama
setelah terjadinya infeksi basil TB untuk pertama kalinya (Infeksi primer).
- Penyakit TBC sekunder
Yaitu : Penyakit TB yang baru timbul setelah 5 tahun
sejak terjadinya infeksi primer.
2. Penyebab TBC
Sebagaimana telah
diketahui, TBC disebabkan oleh basil TB (Mycobacterium
tuberculosis humanis). Selanjutnya akan dikemukakan beberapa hal-hal yang
menyangkut tentang TBC :
1)
Mycobacterium tuberculosis
termasuk famili microbacteriaceae yang mempunyai berbagai genus, satu
diantaranya adalah mycobacterium, yang salah satu spesiesnya adalah
mycobacterium tuberculosis.
2)
Mycobacterium tuberculosis yang
paling berbahaya bagr manusia adalah type humanis.
3)
Basil TB mempunyai dinding sel
lipoid sehingga tahan asam, sifat ini dimanfaatkan oleh Robert Koch untuk
mewarnainya secara khusus. Oleh karena itu, kuman ini disebut pula Basil Tahan
Asam (BTA).
4)
Basil TB memerlukan waktu 12-24
jam untuk mitosis. Hal ini memungkinkan pemberian obat secara intermiten (2-3
kali sehari).
5)
Basil TB sangat rentan terhadap
sinar matahari, sehingga dalam beberapa menit saja akan mati.
3. Patogenesis
Masuknya basil
tuberculosis dalam tubuh tidak selalu menimbulkan penyakit. Terjadinya infeksi
dipengaruhi oleh virulensi dan banyaknya basil tuberculosis serta daya tahan
tubuh manusia.
Infeksi primer
biasanya terjadi dalam paru. Ghon dan Kudlich (1930) menemukan bahwa 95,93%
dari 2.114 kasus mereka mempunyai focus primer didalam paru. Hal ini disebabkan
penularan sebagian besar melalui udara dan mungkin juga karena jaringan paru
mudah kena infeksi tuberculosis.
Lokalisasi focus
primer pada 2.114 kasus Ghon dan Kudlich ialah :
-
Paru 95,93% - Telinga tengah 0,09%
-
Usus 1,14% - Kelenjar parotis 0,05%
-
Kulit 0,14% - Konjungtiva 0,05%
-
Hidung 0,09% - Tidak diketahui 2,41%
-
Tonsil 0,09%
Basil tuberculosis masuk ke dalam paru melalui udara dan
dengan masuknya basil tuberculosis maka terjadi eksudasi dan konsolidasi yang
terbatas dan disebut focus primer. Basil tuberculosis akan menyebar dengan
singkat melalui saluran getah bening menuju kelenjar regional yang kemudian
akan mengadakan reaksi eksudasi. Focus primer, limfangitis dan kelenjar getah
bening regional yang membesar, membentuk kompleks primer. Kompleks primer
terjadi 2 – 10 minggu (6-8 minggu) setelah infeksi. Bersamaan dengan
terbentuknya kompleks primer terjadi hipersensitivitas terhadap
tuberculoprotein yang dapat diketahui dari uji tuberculin. Waktu antara
terjadinya infeksi sampai terbentuknya kompleks primer disebut masa inkubasi.
Tuberculosis primer
cenderung sembuh sendiri, tetapi sebagian akan menyebar lebih lanjut dan dapat
menimbulkan komplikasi. Tuberculosis dapat meluas dalam jaringan paru sendiri.
Selain itu basil tuberculosis dapat masuk ke dalam aliran darah secara langsung
atau melalui kelenjar getah bening. Basil tuberculosis dalam aliran darah dapat
mati, tetapi dapat pula berkembang terus, hal ini bergantung pada keadaan
penderita dan virulensi kuman. Melalui aliran darah basil tuberculosis dapat
mencapai alat tubuh lain seperti bagian paru lain, selaput otak, otak, tulang,
hati, ginjal dan lain – lain. Dalam alat tubuh tersebut basil tuberculosis
dapat segera menimbulkan penyakit atau dapat pula tidak pernah menimbulkan
penyakit sama sekali.
4. Faktor – faktor yang mempermudah timbulnya TB
Berhubung daya
tahan tubuh terhadap penyakit TB terutama ditentukan oleh ampuhnya system
imunitas seluler, setiap factor yang mempengaruhinya secara negative akan
meningkatkan kerentanan terhadap TB, seperti AIDS, pemakaian kortikosteroid
sistemik jangka lama, diabetes mellitus, kekurangan gizi, dsb.
Juga diketahui
bahwa orang yang mempunyai bekas penyakit TB, walaupun termasuk klasifikasi
tenang, bila belum pernah menerima pengobatan spesifik lengkap, kemungkinan
menderita TB jauh lebih besar dibandingkan dengan orang normal.
Akhir-akhir ini
juga diketahui bahwa mereka yang tinggi dan kurus lebih besar kemungkinannya
terdapat TB bila dibandingkan dengan mereka yang tidak kurus.
5. Gejala-gejala TBC
Gejala-gejala
berikut ini berdasarkan tingkat keseringannya :
-
Batuk berdahak,
-
Sering terdapat demam,
-
Turunnya berat badan,
-
Penderita merasa lelah,
-
Dahak yang mengandung bercak
darah.
Tanda-tanda klinis Intra oral :
-
Ulkus yang sangat kecil, nyeri
dan sukar sembuh
-
Tepi ulkus berwarna kebiru-biruan
-
Dasar ulkus berwarna pucat
-
Paling banyak terdapat dilidah,
bisa juga terdapat dipipi,bibir dan palatum.
6. Penularan TBC
TBC bukanlah
penyakit keturunan, penyakit ini ditularkan dari orang ke orang lain. Seseorang
pada tahap penularan TBC membatukkan banyak kuman-kuman TBC dan kuman ini
terhirup oleh orang disekitarnya. Demikian cara kuman TBC memasuki tubuh.
Semakin banyak
basil TBC didalam dahak seorang penderita semakin besar penularan. Cara batuk
memegang peranan penting. Kalau batuk ditahan, hanya akan dikeluarkan sedikit
basil, apalagi kalau pada saat batuk penderita munutup mulut dengan kertas
tissue.
Faktor lain adalah
cahaya matahari dan ventilasi. Karena basil TBC tidak tahan cahaya matahari,
kemungkinan penularan di bawah terik matahari sangat kecil.
Juga mudah
dimengerti bahwa ventilasi yang baik, dengan adanya penukaran udara dari dalam
rumah dengan udara segar dari luar, akan dapat juga mengurangi bahaya penularan
bagi penghuni-penghuni lain yang serumah. Dengan demikian, bahaya penularan
terbesar terdapat di perumahan-perumahan yang berpenghuni padat dengan
ventilasi yang jelek serta cahaya matahari kurang/tidak dapat masuk.
7. Penyembuhan penderita
Saat ini semua
penderita TBc secara teoritis harus dapat disembuhkan, asal saja yang
bersangkutan rajin terus berobat sampai dinyatakan selesai, terkecuali bila
dari awal basil TB yang dihadapi sudah resisten terhadap berbagai
tuberkulostatika yang lazim dipakai.
Dari yang diuraikan
diatas, dapat diketahui 2 komponen pokok dalam penyembuhan. Pertama, pengobatan
itu sendiri, yaitu dengan obat – obat tuberkulostatika, paduannya, dosisnya,
dan lama pengobatan. Kedua, kepatuhan penderita meminum obat, dalam hal ini
termasuk keamanan OAT (Obat Anti Tuberkulosis) yang dipakai. Ada 5 buah yang dibenarkan
untuk dipakai secara massal, yaitu Isoniazid (INH) / (H), Rifampicin (R),
Streptomycin (S), Pyrazinamid (Z), dan Ethambutol (E).
Semua obat diatas
bekerja secara bakterisidal terhadap basil – basil yang sedang berkembang biak
secara aktif, tetapi hanya R, H, dan Z saja yang mempunyai afak sterilisasi
lesi – lesi TB, yaitu membunuh basil – basil yang disebut ‘persisters’ (sedang tak berkembang biak). S hanya bekerja
ekstraseluler,H, R dan E bekerja baik didalam maupun diluar sel, sedangkan Z
hanya intraseluler.
Lamanya terapi bila dipakai paduan obat berintikan H + R
dengan diperkuat obat ketiga dan atau keempat dengan lama masa penyembuhsn
selama 9 bulan, akan dapat dicapai angka kesembuhan mendekati 100% dan hampir
tak ada kekambuhan. Tetapi bila hanya dipakai pengobatan 6 bulan saja, akan
dicapai angka kesembuhan diatas 90%, tetapi nantinya akan disusul dengan
kekambuhan 20 – 30%.
8. Pencegahan Penyebaran TBC
1)
Untuk mencegah penyebaran TBC,
orang-orang yang telah ketularan harus segera menjalani pengobatan dan
meneruskannya sampai kurang lebih setahun, paling tidak lama 6 bulan.
Beberapa hari setelah perawatan dimulai batuk dan ludah
penderita akan berkurang. Kuman TBC yang terkandung dalam dahak juga akan
berkurang.
2)
Penderita-penderita TBC harus
selalu menutup mulut mereka ketika batuk. Jika orang tidak mampu menahan
batuknya atau tidak mau menutup mulutnya, dia harus mengenakan penutup muka. Cara
ini untuk mencegah penyebaran penyakit kepada orang-orang disekitarnya.
3)
Dahak yang dibatukkan harus
dibuang pada kertas atau tissue atau dalam kaleng yang berisi obat anti kuman.
Kertas tissue tadi harus dibakar atau dimusnahkan dalam saluran pembuangan,
sebab mengandung kuman-kuman yang dapat menular. Dahak dalam kaleng harus
ditimbun, atau dibuang dalam kakus dan dimusnahkan dalam saluran pembuangan.
4)
Ruangan-ruangan penderita TBC
harus mempunyai peredaran udara yang baik.bila udara mengalir dengan bebas,
maka kuman-kuman yang terdapat dalam ruangan akan berkurang.
BCG Pencegah TBC
Mencegah TBC jauh lebih baik, murah dan menimbulkan
lebih sedikit penderitaan dibandingkan dengan pengobatan penyakit yang
sesungguhnya.
TBC dapat dicegah dengan suntikan BCG, yaitu pengebalan
yang murah, baik dan aman. Penularan sering dimulai pada masa kecil. Karena
itulah semua anak harus diberi pengebalan BCG, makin dini makin baik.
VAKSIN BCG
BCG disuntikkan dibawah kulit. Kira-kira 8 minggu
kemudian, akan terjadi sebuah gelembung kecil, yang lebih kecil dari ukurannya
dibandingkan dengan pengebalan cacar air.
Daerah suntikan tidak boleh kena sinar matahari langsung
selama satu atau dua jam setelah pengebalan, tetapi juga tidak boleh ditutup.
Ada 3 hal yang harus dilakukan untuk menanggulangi TBC :
-
Mencegah penularan melalui
pengebalan BCG bagi semua anak.
-
Menemukan dan merawat
orang-orang yang terkena serangan TBC. Setiap orang yang batuk lebih dari 2
minggu harus memeriksakan dahaknya.
-
Penyuluhan masalah kesehatan
dalam masyarakat sehingga semua orang tahu tentang penyakit TBC dan
pencegahannya.
9. Lingkaran TBC
Penyakit TBC
ditularkan melalui hubungan yang dekat, terus-menerus dan lama dengan orang
yang mengidap penyakit tersebut.
Tahap pertama TBC
yang biasanya terjadi pada anak-anak biasanya berlangsung dengan tenang,tanpa
tanda-tanda dan gejala-gejala.
Tahap kedua yang juga umum pada anak-anak
adalah tahap komplikasi. Semakin kecil anak itu, semakin parah dan semakin
berbahaya penyakitnya. Penyakit ini bahkan dapat menyebabkan kematian. Jika
perawatan dimulai secara dini, anak dapat tumbuh dengan normal dan sehat.
Tahap ketiga ini
umum terjadi pada orang-orang dewasa dan datang pada saat orang jadi lemah
karena tidak mendapatkan makanan yang bergizi. Kuman-kuman TBC yang telah hidup
diam-diam didalam paru-paru mereka menjadi aktif kembali. Orang-orang inilah yang
menularkan bibit penyakit TBC kepada orang yang berhubungan dengan mereka.
Mereka baru akan sembuh jika diobati. Kalau tidak mereka akan meninggal.
semoga bermanfaat infonya...^_^ maaf kalo ada kesalahan dan kekurangan..